Yudah Halevi (II)
Halevi menulis bukunya yang masyhur tentang bangsa Khazar dalam bahasa Arab, dan baru
dicetak dalam terjemahan Ibrani pada 1506. Buku ini dicetak ulang beberapa kali
dalam versi asli bahasa Arab dan terjemahan Ibrani oleh ben Tibbon (1167) dan
Yudah ben Isaac sang Kardinal. Terjemahan Ibrani yang diterbitkan di Venesia
pada 1547 dan 1594 dipereteli penyensor (khususnya yang kedua dari dua edisi
ini), tetapi menyertakan ulasan Yudah Muscato sehingga dianggap sebagai edisi
yang penting. Pada abad ketujuh belas, John Buxtorf menerjemahkan buku Halevi
tentang bangsa Khazar ke dalam bahasa Latin. Yang mencapai khalayak luas Eropa
melalui terjemahan Latin ini adalah karya Halevi yang sudah disensor. Edisi ini
menyajikan argumen-argumen Isaac Sangari, peserta Yahudi dalam polemik Khazar,
melawan peserta anonim Islam dan Kristen. Meskipun demikian, prakata untuk
versi yang disensor ini menyebut bahwa Halevi menulis, “Saya sering ditanya
argumen dan jawaban apa yang akan saya berikan kepada para filsuf yang berbeda
pandangan dengan kita, kepada penganut agama lain (kecuali umat Kristen) dan
kepada para penyempal di kalangan kita yang menyimpang dari keyakinan Yahudi
seperti yang umumnya diterima, dan saya ingat yang saya dengar tentang pandangan
dan bukti-bukti yang disampaikan seorang sarjana dalam polemik dengan Raja
Khazar, raja yang memeluk agama Yahudi empat ratus tahun yang lalu.” Tampak
jelas, parentesis “kecuali umat Kristen” ditambahkan di kemudian hari, karena
sensor sebab, bertentangan dengan komentar ini, dalam bukunya ini Halevi
membicarakan agama Kristen. Dia berbicara tentang tiga agama—Kristen,
Islam,
dan Yahudi—menggunakan
perumpamaan sebuah pohon untuk melambangkan ketiganya. Pada pohon itu, katanya,
dahan berikut daun dan bunganya menunjuk Kristen dan Islam, sedangkan akarnya
adalah Yahudi. Lebih jauh, walaupun nama peserta Kristen dalam polemik itu
dihilangkan, gelarnya tidak—Filsuf. Istilah Filsuf, yang digunakan
sumber-sumber Yahudi maupun Kristen (Yunani) untuk menyebut peserta Kristen,
sebetulnya adalah gelar universitas Bizantium sehingga mestinya tidak dipahami
dalam pengertian jamak kata itu.
Bagaimanapun, buku Halevi terbitan Basel, dalam
terjemahan Latin John Buxtorf, sangat populer, dan penerbitnya menerima banyak
surat berkenaan dengan penerbitan. Dalam Kamus
Khazar 1691, Daubmannus menyatakan bahwa di antara orang-orang yang
mengomentari buku Halevi pada masa itu adalah seorang Yahudi Dubrovnik bernama
Samuel Cohen. Versi Latin buku Halevi disusul oleh terjemahan-terjemahan dalam
bahasa Spanyol, Jerman, dan Inggris. Sebuah edisi kritik versi asli bahasa Arab
disertai terjemahan Ibrani komparatif muncul di Leipzig pada 1887. Hirschfeld
menyatakan bahwa, dalam membahas hakikat jiwa, salah satu sumber yang dipakai
Halevi adalah teks Ibnu Sina (Avicenna).
Halevi dengan cepat menjadi sedemikian populer hingga
banyak legenda tentang dirinya. Diyakini Halevi tidak mempunyai putra, hanya
seorang putri, yang anak laki-lakinya menyandang nama kakeknya. Hal ini,
menurut ensiklopedia Yahudi Rusia, membantah cerita bahwa putri Halevi
diperistri oleh ilmuwan ternama Abraham ben Ezra, karena putra Ezra tidak
bernama Yudah. Cerita ini bisa dijumpai dalam bahasa Yiddish dalam buku Simon
Akiba ben Yoseph yang berjudul Maseh ha
Shem, yang mengatakan bahwa ahli tata bahasa dan penyair kondang Toledo,
Abraham ben Ezra (meninggal dunia pada 1167), memperistri putri Halevi di
Khazaria. Daubmannus mengutip legenda berikut tentang perkawinan itu:
Abraham ben Ezra tinggal di sebuah rumah kecil di tepi laut. Tanaman
aromatik senantiasa tumbuh di sekitar rumah itu, dan karena angin tidak bisa
menebar wangi tanaman, mereka membawanya seperti karpet dari satu tempat ke
tempat lain. Suatu hari, Abraham ben Ezra mendapati bahwa keharuman itu
berubah. Hal ini terjadi karena dia merasa takut. Pada mulanya ketakutan dalam
dirinya sama dalamnya dengan jiwa termudanya; lalu turun ke jiwa paruh baya
Ezra, kemudian ke jiwanya yang ketiga, yang paling tua. Akhirnya, ketakutan itu
menyelusup lebih dalam daripada jiwa-jiwa dalam diri ben Ezra, dan dia tidak
tahan lagi di rumah itu. Dia berniat pergi, tetapi ketika membuka pintu dia
mendapati sarang laba-laba telah terpintal di depan pintu pada malam harinya.
Sarang laba-laba itu jamak saja, tetapi yang ini berwarna merah. Ketika dia
mencoba menyingkirkannya, dia mendapati bahwa jaring yang terpintal indah itu
terbuat dari rambut. Dia mulai mencari siapa pemilik rambut itu. Walaupun tidak
menemukan petunjuk sedikit pun, di kota dia melihat seorang perempuan asing
sedang berjalan dengan ayahnya. Rambutnya merah panjang, tetapi dia tidak
menaruh perhatian kepada ben Ezra. Keesokan paginya, ben Ezra kembali merasakan
ketakutan, dan dia mendapati lagi jaring merah laba-laba melintang di pintunya.
Ketika bertemu si gadis hari itu, dia memberinya dua ikat myrtle.
Gadis itu tersenyum dan bertanya,
“Bagaimana kamu mengenaliku?”
“Tiba-tiba aku tahu,” kata ben Ezra, “di dalam diriku ada tiga ketakutan,
bukan satu.”
Bibliografi: John Buxtorf, “Praefacio” dalam buku Halevi terbitan
Basel berbahasa Latin (Liber Cosri, Basilae,
1660); Lexicon cosri, continens
colloquium disputationem de religionei, Regiemonti Borussiae excudebat
typographus Ioannes Daubmannus, Anno 1691 (edisi yang musnah); Evreiskaya enciklopedia, St. Petersburg,
1906–1913, jilid I, hlm. 1–16, menyertakan sebuah artikel ekstensif dan
bibliografi tentang Halevi; sebuah bibliografi terpilih muncul bersama edisi J.
Halevi, The Kuzari (Kitab al Khazari),
New York, 1968, hlm. 311–313; edisi dwibahasa terakhir syair-syair itu
dikeluarkan oleh Arno Press, New York, 1973; Encyclopedia Judaica, Yerusalem, 1971.
Dari sumber yang sama dengan Khazar, hlm. 376–384.
Comments
Post a Comment