Posts

Showing posts from 2015

Lydia, tempat lahir uang

Image
Kata tertua yang terekam dalam kesusastraan Eropa adalah kata Yunani kuno untuk menyebut amuk dalam Iliad Homerus. Dalam bahasa Inggris, kita biasa menerjemahkan baris pertamanya dengan “ Sing, O Muse, of the rage of great Achilles ” (Nyanyikan, hai Muse, amuk Achilles yang agung), tetapi teks aslinya bermula dengan kata yang berarti “amuk”, “murka” atau “amarah”, dan bahwa emosi menjadi hal pokok dalam kisah Homerus tentang Perang Troya, sepuluh tahun pertikaian di mana orang-orang Yunani mengorbankan, membunuh, menyiksa, memperkosa, membikin cacat, dan memperbudak satu sama lain. Orang-orang yang dibakar amuk itu hidup dalam apa yang oleh para sarjana modern disebut zaman heroik, atau Homerik, di tepian imperium-imperium besar kuno zaman itu. Dunia mereka akan tetap berada dalam kegelapan kabut sejarah sekiranya bukan karena dua epik besar Yunani, Iliad dan Odyssey karya Homerus, yang merupakan sebuah pengantar bagi catatan peradaban yang disuratkan untuk terungkap. Ora

Bahasa Yang Dimengerti Semua Bangsa

Image
Aphra Behn, seorang penulis lakon abad ketujuh belas yang dibesarkan di Suriname, menulis dalam lakonnya The Rover pada tahun 1677, “Uang berbicara dalam sebuah bahasa yang dimengerti semua bangsa.” Bukan cuma berbicara, uang juga memberlakukan pengertian itu pada masyarakat mana pun yang ia taklukkan, dan itu dilakukannya dengan cara menundukkan semua institusi dan sistem lainnya. Sejak ditemukannya, uang kian menjadi penting dalam masyarakat Barat dan akhirnya menengelamkan sistem feodal dan hierarki aristokrasi peradaban-peradaban sebelumnya. Ketika uang menyapu sejarah dan merambah berbagai masyarakat, dampaknya di Yunani dan Romawi kuno terlihat sama mengejutkannya dengan di Jepang dan Jerman modern.   Aphra Behn, Penulis, Penyair, dan Penulis Lakon Kecenderungan uang untuk menggusur nilai-nilai keluarga sudah terlihat sejak dini di Jepang dalam karya-karya penulis abad ketujuh belas Saikaku Ihara. Dia menulis berbarengan masanya dengan Aphra Behn, hanya saja di be

Konfigurasi Tunai

Image
Sebelumnya: Jaringan Uang Sungguhpun pria muda Amerika di New York dan perempuan di Dogon di Mali tersebut hidup dalam sebuah dunia yang disatukan secara ekonomi dan bekerja dalam pasar-pasar yang sama, jelas terdapat perbedaan penting antara budaya dan kehidupan mereka masing-masing. Pada jantung perbedaan itu adalah peran fundamental yang dimainkan uang dalam kehidupan orang-orang Dogon dibandingkan peran yang dimainkannya dalam kehidupan orang-orang Amerika. Perempuan Dogon itu hanya mempergunakan uang lima hari sekali kalau dia ke pasar; si pria New York menggunakan uang setiap hari dan nyaris kapan saja asal dia tidak tidur. Uang merupakan bagian kecil kehidupan perempuan Dogon itu di luar desanya dan jarang-jarang digunakan di desa, di mana berbagai interaksi berpusat pada kerabatnya dan suaminya. Uang benar-benar merupakan bagian interaksi keseharian si Amerika, mulai dari soal kerja dan makan hingga bermain-main dengan komputernya; uang menembus jantung kehidupannya.

Jaringan Uang (II)

Image
Jaringan Uang (I) Lantai Bursa Efek New York terlihat sama berantakannya dengan tanah di pasar Bandiagara. Tentu bukan kulit kacang, kulit jagung, dan daun pisang yang berserakan, lantai bursa itu dipenuhi lembaran kertas beraneka warna dari berbagai transaksi keuangan. Setiap pialang berpengalaman mampu menentukan secepat kilat volume aktivitas dan kawasan   mana yang ditandai oleh jumlah lembaran kertas putih dan kuning yang menumpuk di sekitar hot zone bagaikan serpihan tembikar di sekitar tungku bakar. Di samping lantai bursa yang acak-acakan, ruangan besar mirip gua itu sekilas tampak seperti perakitan mobil teknologi tinggi dengan deretan perlengkapan elektronik, bermil-mil kabel komputer biru, dan monitor-monitor menggantung pada lengan fleksibel layaknya perangkat robot yang dipergunakan untuk merangkai mobil. Huruf-huruf hijau pada papan elektronik memancarkan sorot redup ke atmosfer antiseptik gua yang luas. Bertolak belakang dengan penampilan lantai yang tampak