Posts

Showing posts from January, 2015

Sastra sebagai Sebuah Dunia (4)

Image
Pascale Casanova, penulis La R é publique mondiale des lettres   Sebelumnya Modernismo Sebagai Perebutan Kembali Ketimpangan sastra dan hubungan-hubungan dominasinya menyulut bentuk-bentuk pertarungan, persaingan dan pertandingan mereka sendiri. Tetapi pihak yang ditundukkan juga mengembangkan strategi khusus yang hanya bisa dipahami dalam kerangka kesusastraan, sekalipun itu bisa saja memiliki konsekuensi politis. Bentuk, inovasi, gerakan, revolusi dalam tatanan narasi bisa saja dibelokkan, ditangkap, dirampas atau dicaplok, dalam upaya menjungkirkan relasi-relasi kekuasaan kesusastraan yang sedang berlaku. Dalam persoalan inilah saya hendak menganalisis kebangkitan modernismo di negara-negara berbahasa Spanyol pada akhir abad ke-19. Bagaimana menjelaskan fakta bahwa gerakan ini, yang menjungkirbalikkan seluruh tradisi puisi Hispanik, didikte oleh seorang penyair dari Nikaragua, di tepi jauh imperium kolonial Spanyol? Rubén Darío, terpikat sejak kanak-kana

Sastra Sebagai Sebuah Dunia (3)

Image
Sebelumnya Derajat Otonomi Ciri mendasar kedua dunia sastra adalah otonomi relatifnya. 22 Isu-isu yang mengemuka dalam domain politik tidak bisa diletakkan di atas, atau dirancukan dengan, isu-isu dalam ruang sastra, entah itu nasional atau internasional. Nampaknya sebagian besar teori kesusastraan kontemporer cenderung menciptakan hubungan pendek ini, terus-menerus mereduksi kesusastraan menjadi politis. Sebuah contoh yang menonjol adalah Kafka karya Deleuze dan Guattari, yang mengklaim telah menyimpulkan dari satu entri buku harian saja (25 Desember 1911), bukan cuma sebuah pendirian yang sangat politis—yang dengan demikian menegaskan bahwa Kafka benar-benar ‘pengarang politis’—tetapi juga sebuah visi politis yang menjiwai segenap karyanya. Berbekal sebuah frase yang diterjemahkan meleset dalam versi Prancis Diary Kafka, mereka berdua membangun sebuah kategori ‘sastra minor’ dan mengaitkan pada Kafka, lewat sebuah anakronisme sejarah yang mencolok, sebuah kesibukan

Sastra Sebagai Sebuah Dunia (2)

Image
  (Sebelumnya) Melihat Lewat Perbatasan Tetapi mengapa perlu mulai dari hipotesis sebuah ruang sastra dunia dan bukan ruang yang lebih terbatas, yang lebih mudah ditandai batasnya—kawasan regional atau linguistik, misalnya? Mengapa memilih awal dengan mengkonstruksi domain kemungkinan paling luas, yang sangat mengundang risiko? Sebab untuk menyoroti bekerjanya dunia ini, khususnya bentuk-bentuk dominasi yang berlaku di dalamnya, dituntut penolakan terhadap kategori-kategori dalam pembagian nasional mapan; bahkan dituntut adanya mode berpikir trans-nasional atau antar-nasional. Begitu kita mengadopsi perspektif dunia ini, seketika kita bisa melihat bahwa perbatasan nasional, atau perbatasan linguistik, benar-benar menyingkap efek riil dominasi dan ketimpangan kesusastraan. Penjelasannya sederhana: sastra di seluruh dunia dibentuk mengikuti model nasional yang diciptakan dan dipromosikan Jerman pada akhir abad ke-18. Gerakan nasional sastra, yang menyertai pembentukan r

Sastra Sebagai Sebuah Dunia (1)

Image
Oleh: Pascale Casanova Pelanggan : Tuhan membuat dunia hanya dalam enam hari, dan kamu ... kamu bahkan tak bisa membuatkanku celana panjang dalam enam bulan! Penjahit : Tapi, Tuan, lihatlah apa yang terjadi pada dunia, lalu lihatlah celana Anda. dikutip oleh Samuel Beckett Jauh, jauh darimu sejarah dunia membentang, sejarah dunia jiwamu. Franz Kafka Tiga pertanyaan. Mungkinkah menjalin kembali ikatan yang sudah hilang antara sastra, sejarah dan dunia, sambil tetap memelihara pengertian penuh tentang keunikan teks-teks sastra yang mustahil ditawar? Kedua, bisakah sastra itu sendiri dipahami sebagai sebuah dunia? Kalau bisa, mungkinkah penjelajahan atas wilayahnya akan membantu kita menjawab pertanyaan nomor satu? Dirumuskan secara lain: mungkinkah menemukan sarana-sarana konseptual yang bisa dipakai untuk menandingi postulat sentral kritik sastra internal berbasis teks—keterpenggalan total antara teks dan dunia? Bisakah kita mengusulkan suatu per