Nama Dalam Terjemahan
Asterix Chez Les Bretons Koleksi buku yang berderet rapi di rumah teman saya, di Jatiwaringin, sungguh mengundang iri. Benar kata Sidney Smith, rohaniwan Inggris abad ke-19, “Tiada mebel semenawan buku-buku.” Seraya mengutuki kecenderungan nomaden yang menjauhkan saya dari impian mempunyai rak-rak bagus penuh buku tebal-tebal lagi bersampul gagah, saya memilih satu buku. Buku terjemahan. Apa hendak dikata, yang terlihat pada halaman yang saya buka secara acak menyurutkan niat baca: kata “Young Turk”. Mengapa tidak diterjemahkan menjadi “Turki Muda” saja? Kata itu sudah lazim di buku-buku sejarah SMP/MTs dan yang sederajat. Saya takut, kalau jadi membacanya, akan semakin geram menemui Persaudaraan Muslim bukannya Ikhwanul Muslimin atau Komandan Orang-orang Beriman dan bukan Amirul Mukminin, atau Mother of the Believers yang dicetak miring. Jauh sebelum itu saya pernah kesal membaca novel yang enggan menerjemahkan Persian Gulf, White House, Oval Office, Secretary of