Posts

Showing posts from October, 2014

Runtuhnya Institusi Mahkamah Agung

Image
Oleh: Daniel S. Lev        Ketika Presiden Soeharto melepaskan jabatannya di bawah tekanan pada Mei tahun 1998, salah satu tuntutan yang paling gencar dan lantang dilontarkan adalah reformasi hukum, secara sederhana berarti menjamin proses hukum yang jujur, konsisten, dan bisa diperkirakan. Hal ini sesungguhnya tidak baru. Sejak kejatuhan sistem parlementer dan tampilnya Demokrasi Terpimpin, yang disusul dengan kudeta Orde Baru (Orba) 1965, penyesalan terhadap merosotnya negara hukum — rechtsstaat versi Indonesia—dan tuntutan agar ide itu dipulihkan, sudah kerap didengar, namun diabaikan elite politik Indonesia.       Sesaat setelah Soeharto mundur, harapan akan reformasi hukum menguat, terutama dari masyarakat yang sudah muak dengan hukum yang tak berfungsi, advokat, akademisi, intelektual, hingga donor asing. Yang disebut terakhir ini datang dengan pendekatan meyakinkan untuk membentuk aparat penegak hukum, administrator, dan advokat yang lebih jujur dan kompeten, memberant

Hukum dan bahasa

Image
     “Lis, mengapa bahasa hukum begitu kaku, tidak enak dibaca? Apa karena mengejar kepastian hukum hingga mengorbankan estetika?” tanya seorang teman yang di kemudian hari justru berkecimpung di dunia hukum, meski sayalah yang kuliah di Fakultas Hukum, bukan dia. Agak bingung juga saya menjawabnya, sebab tulisan Daniel S. Lev itu luwes dan jelas (dalam bahasa Inggris), begitu juga buku Sebastiaan Pompe "The Indonesian Supreme Court, A Study of Institutional Collapse" yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Runtuhnya Institusi Mahkamah Agung. Terjemahannya bagus, bukan karena saya yang menerjemahkan, tetapi karena disunting oleh tim yang hebat dan, ini yang membanggakan, diperiksa oleh almarhum Prof. Soetandyo Wignjosoebroto. Hormat saya untuk beliau.       Tetapi banyak juga yang memang susah dimengerti bahasanya, misalnya Pengantar Hukum Perdata Internasional karya Sudarto Gautama (Gouw Giok Siong). Kebanyakan diktat hukum lainnya juga begitu

Antara Penerjemah dan Pengacara

Image
Sial betul pengedar narkoba itu, orang yang tewas dia tembak ketika terjadi cekcok yang berakhir dengan baku tembak antargeng ternyata polisi yang menyamar. Dalam perkara yang nyaris tanpa harapan ini dia didampingi seorang pengacara idealis. Dengan kegigihan menakjubkan pengacara itu berhasil membuktikan bahwa polisi yang tewas itu sesungguhnya adalah polisi nakal, dia tidak sedang bertugas waktu itu. Rupanya dia menyambi sebagai pengedar narkoba juga. Melalui persidangan yang rumit terbukti bahwa senjata yang dipakai terdakwa adalah jenis yang tidak mematikan, hanya untuk melumpuhkan lawan. Peluru yang bersarang di mayat polisi pengedar itu berasal dari pistol berkaliber mematikan. Rupanya ada polisi lain dalam pertempuran antargeng itu. Akhirnya, terdakwa dibebaskan dari tuduhan pembunuhan karena yang dia lakukan adalah tindakan membela diri. Kurang lebihnya begitu menurut ingatan saya. Film itu begitu mengesankan bagi saya waktu itu. Judulnya Blue Jeans Cop. Begitu mengesankan