Posts

Showing posts from November, 2014

Mentalitas Kerajaan Tengah

Image
 Ketika Cina Menguasai Dunia: Kebangkitan Kerajaan Tengah dan Akhir Dunia Barat. sumber gambar: www.penguin.co.uk Perjalanan dari Universitas Fudan di sisi utara Shanghai ke Museum Shanghai di pusat kota makan waktu sedikitnya satu jam, mungkin lebih lama. Satu dekade lalu jalanan bukan hanya macet tetapi juga sedang dalam berbagai tahap perbaikan. Sering sekali dalam perjalanan saya mendapati para sopir taksi tidak tahu betul tempat yang saya tuju dan tidak jarang diturunkan begitu saja di tempat yang diperkirakan dekat dengan tujuan saya: kota berubah begitu cepat sehingga peta jalan sudah ketinggalan sebelum diterbitkan, memberikan makna sangat berbeda bagi apa disebut sopir taksi di London “pengetahuan”. Tetapi kali ini problem semacam tersebut tidak saya alami; sebagai gedung termasyhur di pusat kota Shanghai museum itu mudah ditemukan. Teman perjalanan saya dalam rangka mewawancarai pendiri Museum Shanghai yang mengesankan itu adalah seorang mahasiswi sosiologi, Gao,

Negara Peradaban: Cina

Image
 When China Rules The World, sumber gambar: www.penguin.co.uk Cina , menurut standar semua negara lain, adalah hewan paling ajaib. Selain ukurannya, Cina punya dua karakter luar biasa, unik pula.   Bukan sekadar sebuah negara-bangsa, Cina juga merupakan sebuah peradaban dan benua. Sesungguhnya, Cina menjadi sebuah negara bangsa relatif belum lama. Kapan tepatnya terbuka untuk diperdebatkan: boleh jadi akhir abad kesembilan belas, atau sesudah Revolusi 1911. Dalam pengertian ini—sama seperti Indonesia dikatakan baru berumur setengah abad lebih sedikit, atau Jerman dan Italia yang tak lebih dari satu abad—Cina adalah ciptaan sangat mutakhir. Tetapi, tentu saja, ini omong kosong.   Cina sudah ada selama beberapa milenium, yang pasti lebih dari dua, mungkin malah tiga, ribu tahun, walaupun rata-rata orang Cina suka membulatkan menjadi 5.000 tahun. Ringkas kata, keberadaan Cina sebagai entitas yang dikenal dan berkesinambungan jauh mendahului statusnya sebagai negara-bangsa. Dilih

Hakim Agung Kusumah Atmadja

Image
 Ketua Mahkamah Agung pertama Kusumah Atmadja (1945-1951). Seorang pemberani dan lugas, dan duri bagi Sukarno, dia tetap menjadi teladan yang coba ditiru generasi-generasi berikutnya Di zaman kolonial, hakim-hakim Indonesia bertindak sebagai pelayan setia negara kolonial dan mendapati diri mereka berhadapan langsung dengan gerakan kemerdekaan. Bahkan, para hakim pengadilan dan aktivis politik berhadap-hadapan secara harfiah. Pada tahun 1942, para hakim Indonesia adalah minoritas dalam yurisdiksi landraad yang mengadili perkara-perkara politik bangsa Indonesia pada tingkat pertama. Dari enam puluh orang hakim Indonesia pada tahun 1942, dua puluh tiga di antaranya adalah lulusan universitas, lainnya adalah lulusan pendidikan hukum rakyat bagi bangsa Indonesia, disebut sekolah hukum ( recshtsschool ). Ini memberi mereka latar belakang pendidikan yang kuat, tetapi membatasi karier mereka hanya pada fungsi-fungsi landraad tingkat pertama. Ketika konflik politik makin mendalam