Globalisasi
Globalisasi adalah
meningkatnya volume dan laju aliran modal dan barang, informasi dan ide-ide,
orang, dan kekuatan-kekuatan yang menghubungkan aktor-aktor dari berbagai
negara (Keohane 2002: 194). Para sarjana seperti Jackie Smith dan Hank Johnston
(2002) mengemukakan dengan tegas bahwa globalisasi menggelar pangung bagi
perseteruan transnasional. Para ahli lain menurunkan dari proses ini gagasan
bahwa sesuatu yang disebut “gerakan sosial global” sedang dihasilkan (Evans
2005; McMichael 2005). Tulisan-tulisan tersebut mendapatkan rekan empiris dalam
ratusan ribu aktivis muda yang berkumpul dalam World Social Forum yang
diselenggarakan setiap tahun sejak 2000—yang paling mutakhir di Tunisia,
menghubungkan gerakan tersebut dengan apa yang merupakan sisa-sisa “Musim Semi
Arab”. Ribuan lainnya berpartisipasi dalam forum-forum regional di Eropa Barat,
Amerika Latin, dan tempat-tempat lainnya (Pianta 2001; Pianta dan Silva 2003)
dan ambil bagian dalam gerakan-gerakan solidaritas bersama gerakan
pemberontakan Zapatista di Chiapas, Mesksiko (lihat bab 5).
Globalisasi mewujud dalam banyak bentuk yang berpengaruh
pada peningkatan dan penyebaran politik perseteruan. Berikut adalah sebagian di
antaranya:
·
Meningkatnya
keterkaitan antara perekonomian Utara dan Selatan menyebabkan para pekerja
selatan sepenuhnya dikuasasi kekuatan pasar yang dikendalikan oleh
produsen, investor, dan konsumen dari Utara.
·
Tren
yang sama mempunyai efek sebaliknya di Utara: hilangnya pekerjaan industrial
para pekerja karena pabrik mereka dipindahkan ke negara-negara di mana buruh
murah dan serikat buruh ditindas.
·
Penyempurnaan
sarana transportasi dan komunikasi memungkinkan para aktivis dari berbagai
belahan dunia bepergian ke lokasi-lokasi perseteruan, bertemu dengan
orang-orang seperti mereka, dan membentuk koalisi transnasional. Sebuah wahana
khusus bagi perjumpaan ini adalah Internet, yang memainkan peran mirip dengan
yang dijalankan surat kabar dan televisi pada era sebelumnya (Bennett 2005;
Bennet dan Segerberg 2013).
·
Standardisasi
kultural dan institusional memudahkan para aktivis membingkai isu-isu dengan
cara yang sama dan memudahkan pemahaman serta pengadopsian bentuk-bentuk
modular perseteruan di berbagai tempat (Boli dan Thomas 1999).
Diterjemahkan dari Charles Tilly & Sidney Tarrow, Contentious Politics, Oxford University
Press, 2015, h. 215. Ya mana tahu
ada yang butuh kutipan, silakan dipakai. Semoga bermanfaat.
Salam.
Comments
Post a Comment