Menjembatani Dua Dunia (8)
Dia
benar, dan saya menghadapi, seperti yang saya alami dalam kasus Leo
Myers dan dalam banyak kesempatan lain sesudah itu, kontradiksi luar
biasa dalam sifat manusia dan, terlebih, kesenjangan yang kerap
memisahkan penulis yang menuangkan ide ke kertas dari orang yang sama
dalam kehidupan pribadinya. Jika dalam Islam yang menjadi tujuan
adalah mencapai keseimbangan sempurna antara unsur-unsur dalam
kepribadian agar semua berfungsi secara harmonis, menunjuk pada arah
yang sama dan mengikuti jalan lurus yang sama, sementara itu cukup
lumrah di Barat menjumpai orang yang benar-benar tidak seimbang,
mengembangkan satu sisi diri dengan mengorbankan semua sisi yang
lain. Kadang-kadang saya bertanya-tanya apakah menulis atau berbicara
tentang kebijaksanaan sebetulnya bukan penggati bagi pencapaiannya.
Tentu saja ini bukan kemunafikan (Meskipun ungkapan “Dokter,
sembuhkan dirimu!” berlaku di sini) karena orang-orang semacam itu
sepenuhnya jujur dan apa yang mereka tulis dan katakan, bahkan itu
mungkin memang ungakapan terbaik mereka, tetapi mereka tidak bisa
melaksanakannya.
Setelah
dua tahun setengah saya kembali ke Inggris untuk alasan keluarga. Di
antara mereka yang menulis surat kepada saya setelah membaca buku
saya adalah dua orang yang sangat paham tulisan-tulisan Guénon dan
mengikutinya masuk Islam dalam dimensi Sufinya. Saya bertemu mereka.
Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya bisa menemukan apa yang
jelas-jelas saya cari, bukan di India atau Cina tetapi di negeri yang
lebih dekat dan masih dalam tradisi Abrahamaik, maksudnya dimensi
Sufi Islam. Mereka bertanya kapan saya akan mulai mengamalkan apa
yang saya khutbahkan dan mencari “jalan spiritual”. Sudah tiba
saatnya, mereka menyarankan dengan halus namun tegas, bagi saya untuk
memikirkan tentang internalisasi ke dalam hidup saya apa yang sudah
saya paham secara teoretis. Saya menjawab dengan sopan tetapi
mengelak, karena tidak punya niat mengikuti saran mereka hingga saya
lebih tua dan jemu dengan segala kemungkinan petualangan duniawi.
Kendati demikian, saya benar-benar mulai membaca tentang Islam dengan
minat yang semakin besar.
Comments
Post a Comment