Tanda-tanda Allah di Langit dan di Bumi



Umur bumi menurut Kristen, Hindu, ilmuwan.

Alam Semesta
Bumi di mana kita hidup ini berada 148,8 km jauhnya dari matahari yang suhu permukannya lebih dari 6.648˚ Celcius, dan bulan berada 384.400 km jauhnya dari kita. Jarak ini menyediakan kondisi lingkungan yang cocok bagi kehidupan di bumi. Jika bumi mendekati matahari sedikit saja, semua kehidupan di bumi akan terbakar seketika dan seluruh jejak-jejak kehidupan akan lenyap. Dan jika matahari mundur sedikit dari bumi, seluruh kehidupan di bumi akan membeku dan akhirnya mati.
Begitu juga halnya dengan bulan. Andai bulan sedikit mendekati  bumi, benua-benua akan ditenggelamkan banjir bah dan seluruh kehidupan akan hancur. Berkat gaya tarik bulan semua gunung dan bukit akan tercerabut dan beterbangan meninggalkan bumi dan seluruh kehidupan hancur.
Bumi berotasi pada porosnya dengan kecepatan 1.600 km per jam, kecapatan yang setara dengan satu rotasi sempurna setiap 24 jam. Jika kecepatannya berkurang sedikit, hari akan menjadi lebih panjang disertai kekeringan (panas); malam juga akan menjadi lebih panjang yang menyebabkan kebekuan karena efek mirip musim dingin. Jika begitu, persyaratan pokok kehidupan akan berkurang dan selanjutnya akan musnah satu demi satu.
Jika ketebalan kerak bumi bertambah sedikit, jumlah oksigen akan menurun dan kemungkinan kehidupan akan menurun. Jika kita asumsikan ketebalan kerak bumi bertambah 3 meter saja, kehidupan akan musnah karena lenyapnya oksigen. Jika tingkat oksigen bertambah sedikit, kehidupan di dunia akan punah karena ketidakseimbangan dalam kerapatan atmosfer. Jika demikian maka semua planet dan benda-benda kosmis akan berantakan.
Mereka yang tinggal di tepi laut atau samudra, atau mereka yang tinggal di dekatnya bisanya harus menguapkan lalu mengembunkan airnya untuk menghilangkan garam agar bisa diminum. Sering kali mereka berharap air garam itu menjadi air tawar saja seperti air sungai. Seandainya harapan mereka terwujud dan semua air garam menjadi tawar, laut akan menjadi busuk semua. Kehidupan di bumi pun akan berakhir dan menjadi kehancuran yang sunyi. Air laut dan samudra akan menjadi himpunan stagnan tanpa garam yang mencegah pelapukan atau pembusukan.
Perhatikanlah siklus air di bumi dan akan Anda dapati siklus itu diciptakan menurut takaran dan ketepatan. Matahari menguapkan air laut dan samudrayang dianggap sebagai penyimpanan di mana air simpanannya tidak berkurang. Lalu, mengangkatnya ke lapisan-lapisan dingin di langit. Kemudian mengembunkannya agar jatuh sebagai air tawar yang mengaliri sungai, mengairi tanaman dan ternak, dan mengisi semesta dengan kehidupan. Apakah ini sebuah kebetulan?
Perhatikan rotasi bumi pada porosnya, revolusinya mengelilingi matahari dan kemiringan sumbunya yang lebih dari 23˚. Lihatlah bagaimana periode musim terjadi silih berganti dari musim dingin yang menggigit, beralih ke musim semi yang lembut lalu, musim panas yang menyengat, dan musim gugur yang menyenangkan. Andai sumbu itu tegak lurus, bumi tidak akan berotasi pada sumbunya. Semua tetes air yang diuapkan dari laut dan samudra akan menggumpal dan hanya jatuh di tempat-tempat tertentu di belahan utara dan selatan. Benua-benua akan membentuk es dan musim panas dan musim dingin akan berlangusng terus-menerus dan seluruh umat manusia, kehidupan, dan semua yang hidup akan binasa. Apakah ini kebetulan?

Luasnya Alam Semesta
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitab suci-Nya:
“Dengan kekuatan, Kami bangun langit itu. Sesungguhnya Kami mampu meluaskannya.” (QS. Adz Dzaariyat: 47).
Seorang ilmuwan bernama Balfon mengatakan dalam bukunya Science Looks to Space, “Semesta lebih luas dan lebih besar dari yang kita bayangkan selama ini. Bagian-bagian terjauh semesta bergerak menjauh dengan kecepatan mengerikan. Para astronom menyimpulkan bahwa ruang angkasa di antara bintang-bintang adalah ruang vakum yang benar-benar kosong. Tetapi sebetulnya, ruang itu berisi gas dan berbagai macam materi. Ada awan-awan gas di antariksa yang besarnya 9,6 miliar kilometer. Matahari dan planet-planet yang mengelilinginya adalah fenomena belakangan yang menentukan perhitungan para astronom. Umur sebagian besar planet-planet yang berevolusi tak lebih dari 3 miliar tahun.”
Balfon juga mengatakan: “Seluruh semesta dengan dengan ukuran bintang-bintangnya yang bervariasi tak terbatas melesat ke segala arah layaknya serpihan ledakan bom, menyajikan gambaran yang sulit dibayangkan orang. Mereka semua terpesona dan kehabisan kata-kata. Pemandangan itu begitu mempesona dan membuat terdiam makhluk kecil bernama manusia yang hidup di salah satu serpihan bintang, dalam sebuah bulatan kecil di antara jutaan galaksi lain yang serupa dengan itu. Makhluk itu berusaha memandang ujung-ujung angkasa tetapi pandangannya terbatas. Lalu, dia berusaha keras memahami semesta.
Para astronom menyatakan, ada banyak bintang dan planet-planet yang berjumlah hingga beberapa miliar—baik yang bisa dilihat dengan mata telanjang dan yang tidak bisa dilihat kecuali dengan bantuan kaca pembesar dan peralatan. Semuanya beredar mengikuti orbit yang tak terlihat. Tidak mungkin medan magnet suatu bintang mendekati medan magent bintang lain. Atau sebuah planet bertabrakan dengan planet lainnya seperti sebuah kapal di Laut Tengah dengan kapal lain di Samudra Atlantik yang bergerak ke arah yang sama. Kemungkinan yang sangat kecil atau bahkan tidak mungkin sama sekali.
Sains membuktikan bahwa kecepatan cahaya adalah 299.338 km per detik. Ada bintang-bintang yang pancaran sinarnya mencapai kita dalam hitungan menit, ada yang pancarannya mencapai kita berbulan-bulan. Ada pula yang memancarkan sinar (yang kita ketahui dengan bantuan peralatan canggih) miliaran tahun lalu dan cahayanya baru sekarang mencapai kita. Jadi, seluas apa semesta itu?
Selubung atmosfer menyelimuti Bumi. Ketebalannya sekitar 161 km dan terdiri atas campuran oksigen, nitrogen, karbon dioksida, uap air, ozon dan campuan gas-gas lain dalam proporsi tertentu. Perubahan apa pun dalam proporsi ini (baik penambahan atau pengurangan) akan menimbulkan kerugian bagi kehidupan dan segala yang hidup.
Tekanan atmosfer mencapai 14,8 putaran per inci persegi pada permukaan laut. Inilah tekanan yang mendorong oksigen lewat paru-paru lalu ke aliran darah agar tersebar ke seluruh bagian lipatan tubuh. Perbedaan apa pun dalam tekanan ini akan menimbulkan kondisi yang berujung kematian. Dari riset ditemukan bahwa selama berada dalam ketinggian penerbangan, di mana pilot membawa pesawat di atas 4,5 km, dia mengalami apa yang disebut penyumbatan arteri udara. Dia akan meninggal ketika mencapai ketinggian sekitar 7,6 km. Maha Agung Allah Tuhan yang menyempurnakan penciptaan segala sesuatu.
Sebagian isi alam semesta
“Apakah mereka tidak melihat ke langit di atas mereka, bagaimana Kami meninggikan dan menghiasinya, dan tidak ada retak-retak sedikit pun padanya?” (QS. Qaf: 6)
Al-Allamah Sinka mengatakan, “Seseorang tidak bisa meninggikan pandangannya ke langit yang tinggi tanpa menundukkan kesombongannya. Ini karena kemegahan Sang Pencipta. Hatinya menjadi tenang ketika dia melihat jutaan bintang berpendar cemerlang dan dia mengamati gerakan bintang-bintang di orbit berikut segala fase yang dilalui. Semua bintang dan setiap planet, semua nebula dan setiap benda langit yang beredar, adalah sebuah dunia terpisah yang lebih besar dari bumi.

Bumi
Bumi adalah salah satu planet yang berevolusi mengelilingi matahari. Bumi adalah planet keempat terbesar ukurannya dan ketiga dalam hal kedekatan dengan matahari dari sembilan planet yang membentuk tata surya kita.
Bumi berbentuk nyaris seperti bola hanya saja agak pipih (rata) di kutub dan menonjol di khatulistiwa. Diameter kutubnya diperkirakan 28.807 km sedangkan diameter ekuatorialnya adalah 15.654 km. Keliling kutubnya 38.978 km, sedangkan keliling ekuatorialnya adalah 40.072 km.
Area permukaannya sekitar 200 juta mil persegi. Tanah kering meliputi sekitar 50 juta mil persegi, sedangkan sekitar 150 juta mil persegi tertutup air.
Bumi berotasi sekali selama 24 jam. Siapa oun yang berada di khatulistiwa bergerak pada kecepatan rata-rata 1.609 km per jam atau 25,7 km per menit.
Bumi mengelilingi matahari mengikuti orbitnyalebih dari 933.419.520 km. Sehingga rata-rata kecepatan dalam geraknya lebih dari 96.560 km per jam atau sekitar 1.609 km per menit. Seluruh tata surya beserta bumi di dalamnya menempuh jarak di angkasa dengan kecepatan tak kurang dari 32.186 km per jam, atinya lebih dari 483 km per menit, ke arah Rasi Herkules.
Mengenai umur bumi, manusia sudah lama berusaha memperkirakannya Pada abad ke-17, Uskup James Arthur mengatakan “Dunia ini bermula pada tanggal 26 Oktober, 4.004 tahun sebelum kelahiran Kristus.” Dalam salah satu kitab agama Hindu, umur dunia adalah 1.972.949,56 tahun. Pada zaman modern, para astronom mulai bekerja di observatorium untuk memperoleh nilai paling menedakti dari umur Bumi. Perkiraan akhir yang bisa diandalkan dari berbagai observatorium menunjukkan umur yang berkisar pada angka 4,5 miliar tahun, adapun kesalahan relatif dari perkiraan ini sekitar 20%.

Matahari
Matahari adalah bulatan gas terbakar yang berumur lima miliar tahun dan memiliki diameter lebih dari 1,3 X 106 kilometer. Lingkaran kelilingnya adalah 320 kali keliling bumi. Beratnya 3.033 tiga kali berat bumi. Suhu intinya lebih dari 20.000.000˚C meskipun suhu permukaannya cuma 6.000˚C.
Permukaannya menyemburkan lidah api yang menjangkau hingga sekitar 0,5 juta kilometer yang menyebar energi di angkasa secara kontinu 167.400 hp/m3 dan yang sampai ke bumi hanya 1/2.000.000 saja. Matahari termasuk bintang kecil, bukan bintang raksasa.
Di permukaannya, terdapat badai listrik dan magnetik yang sangat kuat. Salah satu hal yang memusingkan para ilmuwan adalah matahari, sebagaimana dipahami dari pengetahuan tentang lapisan-lapisan Bumi, tidak henti-hentinya memancarkan kuantitas cahaya yang sama selama miliaran tahun. Tak pelak lagi, bentuk pembakaran yang berlangsung di dalamnya berbeda dari yang lazim terjadi. Sebenarnya 6.000 tahun sudah cukup untuk membakar dan menghabiskan panasnya. Sebagian orang berpikir bahwa meteor dan meteorit yang jatuh ke permukaannya mengantikan apa yang hilang melalui radiasi panas.
Akhirnya, menjadi jelas bahwa proses yang menghasilkan panas matahari adalah konversi bahan bakarnya—yakni hidrogenyang melimpah ruah di matahari dan bintang-bintang lain, menjadi helium. Hal tersebut berlangsung melalui rangkaian reaksi nuklir yang rumit sehingga menghasilkan jumlah energi luar biasa besarnya.
Dr. Thomas Gold (Wakil Direktur Pusat Penelitian Fisika-Radio dan Antariksa) menyatakan bahwa sebuah ledakan pernah terjadi di dalam matahari pada tanggal 13 Februari 1956. Ledakan itu setara dengan gabungan energi jutaan bom hidrogen. Ledakan ini menghasilkan lontaran radiasi kosmis dahsyat menuju bumi. Dalam penjelasannya dia mengatakan, “Kemunculan radiasi kosmis dimulai pada pukul 3.45 waktu Greenwich dan berlangusng selama sekitar dua jam. Peningkatan yang dirasakan oleh bumi kala itu dianggap sebagai yang terbesar dalam sejarah.”
Dia menggambarkan ledakan itu terjadi di sebuah zona matahari yang luasnya lebih besar dari area permukaan bumi. Adapun kekuatan ledakannya begitu besar hingga imajinasi manusia tidak bisa membayangkan radiasi kosmis yang dihasilkannya. Semua manusia, baik laki-laki, perempuan, dan anak-anak, serta semua yang hidup menerima dua kali jumlah radiasi normal yang datang dari segala penjuru alam semesta.
Dr. Donald Mitzel, Direktur Harvard Observatory mengumumkan bahwa ledakan yang terjadi di matahari ini direkam dalam film menggunakan karnografi.1 Rekaman itu menunjukkan bahwa daya ledakan tersebut setara dengan 100.000.000 bom hidrogen diledakkan sekaligus. Ledakan itu lebih besar 1.000 kali lipat dari gaya gravitasi bumi. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Catatan:
1. Sebuah alat untuk merekam radiasi panas dan radiasi cahaya yang memancar dari bumi.
Sumber: Allahu wal Ilm al Hadits oleh Abdur Razzq Naufal

Dipetik dari buku
Judul                     : Mukjizat Ilmiah di Bumi dan Luar Angkasa
                                (Al-I’jaz al-ilmi fi al-ard’h wa al-falak)
Penulis                   : Ahmad Yusuf Al-Hajj
Penerjemah            : Putri Aria Miranda, Noor Cholis
Penyunting            : Firman Pramudya
Penerbit                 : AQWAM, Solo, 2016

Comments

Popular posts from this blog

Para Pembunuh

Rumah Jagal Lima (Slaughterhouse-Five)

Contentious Politics (3)